mouse

Cute Rocking Baby Monkey

Kamis, 05 Desember 2013

PENGENALAN ALAT ALAT LABORATORIUM. A.SAKTI



Laporan Praktikum
BIOTEKNOLOGI

PENGENALAN ALAT-ALAT
LABORATORIUM


OLEH
                    NAMA                        : SAKTI
                    NIM                            : G11112340
                    KELAS                       : D

PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Bioteknologi adalah aplikasi terpadu dari berbagai cabang ilmu seperti biokimia, mikrobiologi dan rekayasa untuk memanfaatkan mikroba kultur jaringan dan komponen – komponennya dalam skala industri.  Bioteknologi selalu berkaitan dengan reaksi – reaksi biologis yang dilakukan oleh jasad hidup sebagai suatu individu atau komponen – komponennya yang dapat berupa organ, sel, jaringan atau bahkan molekul – molekul tertentu misalnya DNA, RNA, protein atau enzim. Dalam perkembangannya, bioteknologi kinitelah mencapai aras rekayasa yang jauh lebih terarah sehingga hasilnya dapat lebih, atau bahkan sepenuhnya dikendalikan. Sebagai contoh sekarang telah dimungkinkan untuk melakukan manipulasi genetik pada suatu jasad secara sangat terarah sehingga hasil manipulasi tersebut dapat diramalkan secara lebih pasti. Teknik manipulasi semacam ini mulai berkembang ketika para ilmuan berhasil melakukan teknik manipulasi bahan genetik secara kultur jaringan (in vitro).
Kultur jaringan merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan tertua dilakukan pada biji anggrek dengan tujuan untuk mengecambahkannya dalam media yang kaya nutrisi karena biji dari anggrek tidak mempunyai cadangan makanan. Kultur jaringan terus berkembang dari mengkulturkan biji berkembang dengan mengkulturkan jaringan dan terus berkembang hingga mampu mengkulturkan satu sel dari tanaman. Penggunaan kultur jaringan mempunyai kelebihan yaitu mampu memproduksi bibit yang seragam dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang relatifr singkat. Oleh karena itu kultur jaringan sering dijadikan solusi sebagai metode perbanyakana tanaman dan juga dapat digunakan sebagai suatu metode penyimpanan plasma nutfah yang tidak membutuhkan temapat yang besar. Keberhasilan darai kultur jaringan sangat bergantung dari ketepatan konsentrasi nutrisi yang berada di dalam media kultur. Ketepatan konsentrasi ini menyangkut pada ketersediaan nutrisi bagi eksplan tanaman. Kelebihan nutrisi dari tanaman akan menyebabkan tanaman mengalami keracunan unsur hara. Oleh karena itu, pembuatan larutan stock dan sterilisasi media dianggap penting untuk diketahui sebagai sarana penenunjang kebutuhan informasi akan kultur jaringan.
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing.Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di Laboratorium dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit.Cara memperlakukan alat dan bahan di Laboratorium secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan. Adapun perlakuan terhadap alat-alat di laboratorium seperti membawa alat sesuai petunjuk penggunaan, menggunakan alat sesuai petunjuk penggunaan, menjaga kebersihan alat, dan menyimpan alat.Berdasarkan uraian sebelumnya maka perlu adanya pengetahuan tentang berbagai peralatan yang digunakan dalam kultur jaringan.
1.2.Tujuan dan Kegunaan
            Tujuan dari praktikum pengenalan alat kultur jaringan agar kita dapat mengetahui peralatan yang dipergunakan pada penelitian kultur jaringan dan penelitian tentang bioteknologi lainnya.
Kegunaan dari praktikum pengenalan alat kultur jaringan yaitu mengetahui tata cara penyediaan bahan  tanaman untuk kultur jaringan serta mengetahui tata cara sterilisasi media biakan dan alat untuk kultur jaringan.
    


 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Di dalam memulai melakukan kegiatan kultur jaringan diperlukan ruang dan peralatan. Ukuran ruang yang diperlukan dapat disesuaikan dengan volume aktivitas kultur jaringan yang akan dilakukan. Ruang yang diperlukan untuk kegiatan kultur jaringan yaitu laboratorium yang ideal yang memiliki: 1.) Ruang persiapan yang di dalamnya terdapat timbangan analitik, lemari pendingin, hotplate, mikrowave, oven, pH meter, alat-alat gelas standar (labu takar, pipet volume, erlenmeyer, gelas piala, batang pengaduk dari gelas, dan wadah kultur), alat untuk mencuci (washtaple), lemari untuk alat dan bahan kimia, sentrifuse, fumehood, destilator, dan kereta dorong; 2.) Ruang transfer yang di dalamnya terdapat laminar air flow, dissecting, mikroskop, alat diseksi, lemari tempat penyimpanan alat-alat steril, dan timbangan kecil. 3.) Ruang kultur yang dilengkapi dengan rak kultur dan lampu fluorescent, timer untuk mengatur lama penyinaran, AC untuk mengontrol temperatur, mikroskop binokuler, dan shaker (Barahima, 2011).
            Peralatan yang mutlak dimiliki untuk memulai melakukan kegiatan kultur jaringan yaitu: timbangan analitik, destilator, pH meter, autoclaf, laminar air flow, dan gelas-gelas standar. Peralatan ini kemungkinan dapat menimbulkan resiko pada pemakainya atau menimbulkan kerusakan apabila salah prosedur dalam mengoperasikannya (Barahima, 2011).
             Kultur jaringan tanaman terdiri dari sejumlah teknik untuk menumbuhkan organ, jaringan dan sel tumbuhan. Jaringan dapat dikulturkan pada agar padat atau dalam medium hara cair. Jika ditanam dalam agar, jaringan akan membentuk kalus, yaitu massa atau sel-sel yang tak tertata. Kultur agar juga mempergunakan teknik untuk meristem (Suryo, 1992).
            Keberhasilan dalam teknologi serta penggunaan metode in vitro terutama disebabkan pengetahuan yang lebih baik tentang kebutuhan hara sel dan jaringan yang dikulturkan. Hara terdiri dari komponen yang utama dan komponen tambahan. Komponen utama meliputi garam mineral, sumber karbon (gula), vitamin dan pengatur tumbuh. Komponen lain seperti senyawa nitrogen organic, berbagi asam organic, metabolit dan ekstak tambahan tidak multak, tetapi dapat menguntungkan ketahan sel dan perbanyakannya (Anonim, 2011)
            Perlengkapan dan sarana yang digunakan pada percobaan kultur jaringan tanaman meliputi (1) Sterilisasi, alat yang digunakan adalah lemari aliran udara laminari atau ruang kecil (catatan: lemari ini tersedia  dalam berbagai ukuran, dan dapat diletakkan di tempat yang diperlukan tanpa diperlukan tanpa perlu ruang khusus untuk itu. Kipas angin pada lemari ini seringkali dijalankan terus menerus dan pra filter diganti atau dibersihkan sebulan sekali), Otoklaf, Oven untuk sterilisasi kering (sebaiknya ada tetapi tidak muklat), Perlengkapan untuk sterilisasi dengan penyaringan, Radas penyulingan air dan atau pembebas mineral air murni, (2) Kultur alat yang diperlukan adalah Ruang kultur dan atau kotak berpengatur suhu (Catatan: baik terang ataupun gelap terus-terusan sama baiknya untuk pertumbuhan sel. Umumnya cahaya yangdipancarkan dari lampu neon yang dingin dan putih pada 25 W.m2 sudah mencukupi. Lampu ini dapat ditambah dengan bola lampu pijar. Atau, dapat dipaki lampu Gro-Lux yang berspektur luas sebagi ganti lampu neon dan lampu pijar), Rak (Rak dari kawat kasa yang kaku memungkinkan aliran udara sebanyak-banyaknya dan naungan sekecil-kecilnya), Pengocok (Yang lebih baik adalah model putar. Bentuk ini tersedia dari ukuran kecil untuk diletakkan di atas meja (ukuran meja) sampai ukuran besar untuk ditempatkan di lantai), (3) Alat yang lainnya adalah Pisau klinis, tang dan pembakaran Bunsen. Botol, cawan petri untuk kultur agar. Lebih cocok digunakan botol gelas dan cawan petri plastic sekali pakai yang disterilkan lebih dahulu. Labu kultur, botol Delong mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan botol lainnya seperti labu Erlenmeyer, yang mempunyai leher sehingga cenderung mengumpulkan debu. Sumbat, dapat digunnakan sumbat busa. Sumbat kapas yang dibungkus dengan kain kasa tipis tidaklahmahal, tidak berubah bentuk dalam pemanasan dengan autoclave dan dapat digunakan berulang-ulang. Pipet, tersedia pipet steril sekali-pakai, tetapi lebih baik digunakan pepet gelas sengan ujung yang dapat dilepaskan. Lemari pendingin dan pembeku (Yuwono, 2008).




BAB III
METODOLOGI
3.1.Tempat dan Waktu
Praktikum pengenalan alat kultur jaringan dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Pusat Kegiatan Penelitian (PKP) Lantai 4, Universitas Hasanuddin, Makassar, pada hari Senin, 25 Februari 2013 pukul 08.00 WITA sampai selesai.
3.2. Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang diperkenalkan pada praktikum kultur jaringan adalah Neraca analitik, Autoclave, Laminar air flow, Hotplate, dan Oven.
3.3  Prosedur Kerja
a.   Menyiapkan modul dan alat tulis
b.   Semua peserta di bagi berdasarkan kelompoknya.
c.    Kemudian perkelompok berjalan dari ruangan ke ruangan yang lain untuk mendapatkan penjelasan tentang alat-alat dan bahan yang digunakan dalam kultur jaringan
d.   Menulis penjelasan yang diberikan dan menanyakan apabila ada yang kurang jelas.



BAB IV
          HASIL DAN PEMBAHASAN       
4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum pengenalan alat – alat laboratorium bioteknologi diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel: Hasil dan pembahasan praktikum pengenalan alat – alat laboratorium bioteknologi.

No
Nama Alat
Gambar
Fungsi

1

Timbangan Analitik

 untuk menimbang zat yang butuh ketelitian tinggi dalam skala yang kecil/mikro.


2


Autoclave

untuk mensterilkan media, baik media agar atau pun media cair. Juga dapat digunakan untuk sterilisasi tanah atau kompos yang akan digunakan untuk media tanaman.



3



Laminar Air Flow

untuk menanam eksplan ke dalam botol dalam kondisi steril atau melakukan sub kultur yang dilengkapi dengan blower dan lampu UV



4



Hotplate



untuk homogen dan juga untuk pemanas. Hot plate juga merupakan alat untuk mencampur dan memasak media kultur.Hot plate digunakan untuk memasak segala macam bahan nutrisi dengan melibatkan pengaduk dan pemanas.



5






Oven

Digunakan untuk sterilisasi botol kultur, gunting, pinset, pisau, dan lain sebagainya yang digunakan dalam kultur jaringan

4.2. Pembahasan
            Alat – alat yang digunakan dalam kegiatan kultur jaringan terdiri atas: timbangan analitik, autoclave, laminari air flow, hotplate, dan oven.
Timbangan analitik adalah alat untuk menimbang zat dengan skala mikrogram. Kebutuhan mikro nutrisi dan hormon pada umumnya berkadar sangat kecil yaituskal mikrogram atau bahkan miligram. Oleh karena itu, untuk mempersiapkan dibuat dalam bentuk pengenceran dan diukur dengan pipet. Timbangan analitik berfungsi untuk pembuatan medium kultur jaringan dengan skala sangat kecil.
Laminar air flow adalah suatu alat yang digunakan dalam pekerjaan : persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari sutu botol ke botol yang lain dalam kultur jaringan. Alat ini disebut Laminar Air Flow Cabinet, karena meniupkan udara steril secara kontinue melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari, debu dan spora-spora yang mungkin jatuh kedalam media, waktu pelaksanaan penanaman. Aliran udara berasal dari udara ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui filter pertama, yang kemudian ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus disebut HEPA (High efficiency Particulate Air FilterI), dengan menggunakan blower. Fungsi laminar air flow iniI untuk menanam eksplan ke dalam botol dalam kondisi steril atau melakukan sub kultur yang dilengkapi dengan blower dan lampu UV.
Autoclave adalah salah satu jenis pressure vessel yang berfungsi untuk menampung udara panas bertekanan.Autoclave digunakan untuk mensterilkan alat-alat bioteknologi seperti tip, e-tube, mortar pestle, dan lain-lain. Selain itu alat ini juga digunakan untuk mensterilkan media, baik media agar atau pun media cair. Juga dapat digunakan untuk sterilisasi tanah atau kompos yang akan digunakan untuk media tanaman.  Pada umumnya, tangki ini terdiri dari bagian bodi shell yaitu bagian silinder dari tangki, bagian tutup heads yang merupakan penutup tangki, dan nozzle yang merupakan sebuah pipa yang menjadi jalur masuk dan keluarnya fliuda.
Hotplate adalah suatu alat yang berfungsi untuk homogen dan juga untuk pemanas.Hotplate juga merupakan alat untuk mencampur dan memasak media kultur.Hotplate digunakan untuk memasak segala macam bahan nutrisi dengan melibatkan pengaduk dan pemanas.Pengadukan dan pemanas yang dihasilkan oleh alat ini bersumber pada energi listrik. Besarnya kecepatan pengaduk dan pemanasan dapat diatur berdasarkan keperluan.
   Oven adalah salah satu mesin yang digunakan sebagai mesin pengering berbagai komoditas bahan, dilengkapi dengan alat kontrol suhu otomatis, sehingga suhu pengeringan dapat diatur dan dikendalikan secara otomatis.Rangka mesin pengering terbuat dari plat besi kotak sedangkan seluruh body dibuat dari plat stainless steel food grade (khusus makanan) yang difinishing sehingga mengkilap dan elegan. Mesin oven kapasitas minidigunakan sebagai mesin pengering, pemanas, pengembang aneka produk pertanian dan makanan Anda. Beberapa komoditas yang dapat dikeringkan dengan mesin bisnis ini antara lain: sale pisang, ikan, dan tanaman obat.




BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa alat – alat yang digunakan dalam kultur jaringan beserta fungsinya yaitu : timbangan analitik untuk pembuatan medium kultur jaringan dengan skala sangat kecil, autoclave untuk sterilisasi basah, hotplate untuk homogen dan pemanasan, laminar air flow untuk penanaman, dan oven untuk sterilisasi alat-alat laboratorium seperti botol kultur, gunting, pinset, pisau dan lain-lain.
1.    Sterilisasi yaitu proses membunuh semua mikroorganisme termasuk spora bakteri pada benda yang telah didekontaminasi dengan tepat. Tujuan sterilisasi yaitu untuk memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen termasuk spora, yang mungkin telah ada pada peralatan kedokteran dan perawatan yang dipakai.
2.    Sterilisasi basah yaitu untuk menstrrilkan bahan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan media kultur jaringan.
3.    Sterilisasi kering yaitu untuk mensterilkan alat-alat yang akan digunakan dalam kultur jaringan atau alat-alat yang tahan panas.
5.2. Saran
Dengan adanya praktikum pengenalan alat-alat yang digunakan dalam penelitian kultur jaringan, diharapkan cara atau metode yang dilakukan dalam memperkenalkan alat yang ada di laboratorium lebih ditingkatkan dan tidak terlalu terburu-buru dalam penjelasan.




DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011.Pengenalan Alat Laboratorium Bioteknologi. Fakultas Pertanian.
Universitas Hasanuddin. Diakses pada tanggal 16 Februari 2013.
Barahima Abbas, 2011. Prinsip Dasar Teknik Kultur Jaringan. Alfabeta. Bandung.
Hallmann, 2001.Manfaat Teknik Kultur Jaringan Pada Tanaman. Diakses pada tanggal 11 Januari 2013.
Suryowinoto, 1991.Kultur jaringan. http://mail.uns.ac.id/-subagiya/stuktur
Diakses pada tanggal 13 Maret 2012.
Suryo. 1992. Genetika. Gadjah Mada University Press. Jakarta.
Wetherel, D.F. 2008. Propagasi Tanaman Secara In Vitro. Avery Publishing
Group Inc. New Jersey. Diakses pada tanggal 5 Maret 2013.
Yuwono Triwibowo, 2008. Bioteknologi Pertanian. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. Diakses pada tanggal 10 Maret 2013.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar