Laporan Praktikum
BIOTEKNOLOGI
PENGENALAN ALAT-ALAT
LABORATORIUM
OLEH
NAMA : SAKTI
NIM : G11112340
KELAS : D
PRODI
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Bioteknologi
adalah aplikasi terpadu dari berbagai cabang ilmu seperti biokimia,
mikrobiologi dan rekayasa untuk memanfaatkan mikroba kultur jaringan dan
komponen – komponennya dalam skala industri. Bioteknologi selalu
berkaitan dengan reaksi – reaksi biologis yang dilakukan oleh jasad hidup
sebagai suatu individu atau komponen – komponennya yang dapat berupa organ,
sel, jaringan atau bahkan molekul – molekul tertentu misalnya DNA, RNA, protein
atau enzim. Dalam perkembangannya, bioteknologi kinitelah mencapai aras
rekayasa yang jauh lebih terarah sehingga hasilnya dapat lebih, atau bahkan
sepenuhnya dikendalikan. Sebagai contoh sekarang telah dimungkinkan untuk
melakukan manipulasi genetik pada suatu jasad secara sangat terarah sehingga
hasil manipulasi tersebut dapat diramalkan secara lebih pasti. Teknik
manipulasi semacam ini mulai berkembang ketika para ilmuan berhasil melakukan
teknik manipulasi bahan genetik secara kultur jaringan (in vitro).
Kultur jaringan merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman secara
vegetatif. Kultur jaringan tertua dilakukan pada biji anggrek dengan tujuan
untuk mengecambahkannya dalam media yang kaya nutrisi karena biji dari anggrek
tidak mempunyai cadangan makanan. Kultur jaringan terus berkembang dari
mengkulturkan biji berkembang dengan mengkulturkan jaringan dan terus
berkembang hingga mampu mengkulturkan satu sel dari tanaman. Penggunaan kultur
jaringan mempunyai kelebihan yaitu mampu memproduksi bibit yang seragam dalam
jumlah banyak dan dalam waktu yang relatifr singkat. Oleh karena itu kultur
jaringan sering dijadikan solusi sebagai metode perbanyakana tanaman dan juga
dapat digunakan sebagai suatu metode penyimpanan plasma nutfah yang tidak
membutuhkan temapat yang besar. Keberhasilan darai kultur jaringan sangat
bergantung dari ketepatan konsentrasi nutrisi yang berada di dalam media
kultur. Ketepatan konsentrasi ini menyangkut pada ketersediaan nutrisi bagi
eksplan tanaman. Kelebihan nutrisi dari tanaman akan menyebabkan tanaman
mengalami keracunan unsur hara. Oleh karena itu, pembuatan larutan stock dan
sterilisasi media dianggap penting untuk diketahui sebagai sarana penenunjang
kebutuhan informasi akan kultur jaringan.
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium
memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik
masing-masing.Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan
alat dan bahan di Laboratorium dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan,
terjadinya kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit.Cara memperlakukan
alat dan bahan di Laboratorium secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan
kelancaran kegiatan. Adapun perlakuan terhadap alat-alat di laboratorium
seperti membawa alat sesuai petunjuk penggunaan, menggunakan alat sesuai
petunjuk penggunaan, menjaga kebersihan alat, dan menyimpan alat.Berdasarkan
uraian sebelumnya maka perlu adanya pengetahuan tentang berbagai peralatan yang
digunakan dalam kultur jaringan.
1.2.Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum pengenalan alat
kultur jaringan agar kita dapat mengetahui peralatan yang dipergunakan pada
penelitian kultur jaringan dan penelitian tentang bioteknologi lainnya.
Kegunaan dari praktikum pengenalan
alat kultur jaringan yaitu mengetahui tata cara penyediaan bahan tanaman
untuk kultur jaringan serta mengetahui tata cara sterilisasi media biakan dan
alat untuk kultur jaringan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Di
dalam memulai melakukan kegiatan kultur jaringan diperlukan ruang dan
peralatan. Ukuran ruang yang diperlukan dapat disesuaikan dengan volume
aktivitas kultur jaringan yang akan dilakukan. Ruang yang diperlukan untuk
kegiatan kultur jaringan yaitu laboratorium yang ideal yang memiliki: 1.) Ruang
persiapan yang di dalamnya terdapat timbangan analitik, lemari pendingin,
hotplate, mikrowave, oven, pH meter, alat-alat gelas standar (labu takar, pipet
volume, erlenmeyer, gelas piala, batang pengaduk dari gelas, dan wadah kultur),
alat untuk mencuci (washtaple), lemari untuk alat dan bahan kimia, sentrifuse,
fumehood, destilator, dan kereta dorong; 2.) Ruang transfer yang di dalamnya
terdapat laminar air flow, dissecting, mikroskop, alat diseksi, lemari tempat penyimpanan
alat-alat steril, dan timbangan kecil. 3.) Ruang kultur yang dilengkapi dengan
rak kultur dan lampu fluorescent, timer untuk mengatur lama penyinaran, AC
untuk mengontrol temperatur, mikroskop binokuler, dan shaker (Barahima, 2011).
Peralatan yang mutlak dimiliki untuk memulai melakukan kegiatan kultur jaringan
yaitu: timbangan analitik, destilator, pH meter, autoclaf, laminar air flow,
dan gelas-gelas standar. Peralatan ini kemungkinan dapat menimbulkan resiko
pada pemakainya atau menimbulkan kerusakan apabila salah prosedur dalam
mengoperasikannya (Barahima, 2011).
Kultur jaringan tanaman terdiri dari sejumlah teknik untuk menumbuhkan organ,
jaringan dan sel tumbuhan. Jaringan dapat dikulturkan pada agar padat atau
dalam medium hara cair. Jika ditanam dalam agar, jaringan akan membentuk kalus,
yaitu massa atau sel-sel yang tak tertata. Kultur agar juga mempergunakan
teknik untuk meristem (Suryo, 1992).
Keberhasilan dalam teknologi serta penggunaan metode in vitro terutama disebabkan pengetahuan yang lebih baik tentang
kebutuhan hara sel dan jaringan yang dikulturkan. Hara terdiri dari komponen
yang utama dan komponen tambahan. Komponen utama meliputi garam mineral, sumber
karbon (gula), vitamin dan pengatur tumbuh. Komponen lain seperti senyawa
nitrogen organic, berbagi asam organic, metabolit dan ekstak tambahan tidak
multak, tetapi dapat menguntungkan ketahan sel dan perbanyakannya (Anonim,
2011)
Perlengkapan dan sarana yang digunakan pada percobaan kultur jaringan tanaman
meliputi (1) Sterilisasi, alat yang digunakan adalah lemari aliran udara
laminari atau ruang kecil (catatan: lemari ini tersedia dalam berbagai
ukuran, dan dapat diletakkan di tempat yang diperlukan tanpa diperlukan tanpa
perlu ruang khusus untuk itu. Kipas angin pada lemari ini seringkali dijalankan
terus menerus dan pra filter diganti atau dibersihkan sebulan sekali), Otoklaf,
Oven untuk sterilisasi kering (sebaiknya ada tetapi tidak muklat), Perlengkapan
untuk sterilisasi dengan penyaringan, Radas penyulingan air dan atau pembebas
mineral air murni, (2) Kultur alat yang diperlukan adalah Ruang kultur dan atau
kotak berpengatur suhu (Catatan: baik terang ataupun gelap terus-terusan sama
baiknya untuk pertumbuhan sel. Umumnya cahaya yangdipancarkan dari lampu neon
yang dingin dan putih pada 25 W.m2 sudah mencukupi. Lampu ini dapat
ditambah dengan bola lampu pijar. Atau, dapat dipaki lampu Gro-Lux yang
berspektur luas sebagi ganti lampu neon dan lampu pijar), Rak (Rak dari kawat
kasa yang kaku memungkinkan aliran udara sebanyak-banyaknya dan naungan
sekecil-kecilnya), Pengocok (Yang lebih baik adalah model putar. Bentuk ini
tersedia dari ukuran kecil untuk diletakkan di atas meja (ukuran meja) sampai
ukuran besar untuk ditempatkan di lantai), (3) Alat yang lainnya adalah Pisau
klinis, tang dan pembakaran Bunsen. Botol, cawan petri untuk kultur agar. Lebih
cocok digunakan botol gelas dan cawan petri plastic sekali pakai yang
disterilkan lebih dahulu. Labu kultur, botol Delong mempunyai beberapa
keunggulan dibandingkan botol lainnya seperti labu Erlenmeyer, yang mempunyai
leher sehingga cenderung mengumpulkan debu. Sumbat, dapat digunnakan sumbat
busa. Sumbat kapas yang dibungkus dengan kain kasa tipis tidaklahmahal, tidak
berubah bentuk dalam pemanasan dengan autoclave dan dapat digunakan
berulang-ulang. Pipet, tersedia pipet steril sekali-pakai, tetapi lebih baik
digunakan pepet gelas sengan ujung yang dapat dilepaskan. Lemari pendingin dan
pembeku (Yuwono, 2008).
BAB III
METODOLOGI
3.1.Tempat dan Waktu
Praktikum
pengenalan alat kultur jaringan dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Pusat
Kegiatan Penelitian (PKP) Lantai 4, Universitas Hasanuddin, Makassar, pada hari
Senin, 25 Februari 2013 pukul 08.00 WITA sampai selesai.
3.2. Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang diperkenalkan pada praktikum
kultur jaringan adalah Neraca analitik, Autoclave, Laminar air flow, Hotplate,
dan Oven.
3.3 Prosedur
Kerja
a. Menyiapkan
modul dan alat tulis
b. Semua
peserta di bagi berdasarkan kelompoknya.
c. Kemudian
perkelompok berjalan dari ruangan ke ruangan yang lain untuk mendapatkan
penjelasan tentang alat-alat dan bahan yang digunakan dalam kultur jaringan
d. Menulis
penjelasan yang diberikan dan menanyakan apabila ada yang kurang jelas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum pengenalan
alat – alat laboratorium bioteknologi diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel: Hasil dan pembahasan praktikum pengenalan alat
– alat laboratorium bioteknologi.
No
|
Nama Alat
|
Gambar
|
Fungsi
|
1
|
Timbangan Analitik
|
|
untuk menimbang
zat yang butuh ketelitian tinggi dalam skala yang kecil/mikro.
|
2
|
Autoclave
|
|
untuk mensterilkan media, baik media agar atau
pun media cair. Juga dapat digunakan untuk sterilisasi tanah atau kompos yang
akan digunakan untuk media tanaman.
|
3
|
Laminar Air Flow
|
|
untuk menanam eksplan ke dalam botol dalam kondisi
steril atau melakukan sub kultur yang dilengkapi dengan blower dan
lampu UV
|
4
|
Hotplate
|
|
untuk homogen dan juga untuk pemanas. Hot plate juga
merupakan alat untuk mencampur dan memasak media kultur.Hot plate digunakan
untuk memasak segala macam bahan nutrisi dengan melibatkan pengaduk dan
pemanas.
|
5
|
Oven
|
|
Digunakan untuk sterilisasi botol kultur, gunting,
pinset, pisau, dan lain sebagainya yang digunakan dalam kultur jaringan
|
4.2. Pembahasan
Alat
– alat yang digunakan dalam kegiatan kultur jaringan terdiri atas: timbangan
analitik, autoclave, laminari air flow, hotplate, dan oven.
Timbangan analitik adalah alat untuk
menimbang zat dengan skala mikrogram. Kebutuhan mikro nutrisi dan hormon pada
umumnya berkadar sangat kecil yaituskal mikrogram atau bahkan miligram. Oleh
karena itu, untuk mempersiapkan dibuat dalam bentuk pengenceran dan diukur
dengan pipet. Timbangan analitik berfungsi untuk pembuatan medium kultur
jaringan dengan skala sangat kecil.
Laminar air flow adalah suatu alat
yang digunakan dalam pekerjaan : persiapan bahan tanaman, penanaman, dan
pemindahan tanaman dari sutu botol ke botol yang lain dalam kultur jaringan.
Alat ini disebut Laminar Air Flow Cabinet, karena meniupkan udara steril secara
kontinue melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari, debu dan
spora-spora yang mungkin jatuh kedalam media, waktu pelaksanaan penanaman.
Aliran udara berasal dari udara ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui
filter pertama, yang kemudian ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus
disebut HEPA (High efficiency Particulate Air FilterI), dengan menggunakan
blower. Fungsi laminar air flow iniI untuk menanam eksplan ke dalam botol dalam
kondisi steril atau melakukan sub kultur yang dilengkapi dengan blower
dan lampu UV.
Autoclave adalah salah satu jenis
pressure vessel yang berfungsi untuk menampung udara panas bertekanan.Autoclave
digunakan untuk mensterilkan alat-alat bioteknologi seperti tip, e-tube,
mortar pestle, dan lain-lain. Selain itu alat ini juga digunakan
untuk mensterilkan media, baik media agar atau pun media cair. Juga dapat
digunakan untuk sterilisasi tanah atau kompos yang akan digunakan untuk media
tanaman. Pada umumnya, tangki ini terdiri dari bagian bodi shell yaitu
bagian silinder dari tangki, bagian tutup heads yang merupakan penutup tangki,
dan nozzle yang merupakan sebuah pipa yang menjadi jalur masuk dan keluarnya
fliuda.
Hotplate adalah suatu alat yang
berfungsi untuk homogen dan juga untuk pemanas.Hotplate juga merupakan alat
untuk mencampur dan memasak media kultur.Hotplate digunakan untuk memasak
segala macam bahan nutrisi dengan melibatkan pengaduk dan pemanas.Pengadukan
dan pemanas yang dihasilkan oleh alat ini bersumber pada energi listrik.
Besarnya kecepatan pengaduk dan pemanasan dapat diatur berdasarkan keperluan.
Oven adalah salah satu
mesin yang digunakan sebagai mesin pengering berbagai komoditas bahan,
dilengkapi dengan alat kontrol suhu otomatis, sehingga suhu pengeringan dapat
diatur dan dikendalikan secara otomatis.Rangka mesin pengering terbuat dari
plat besi kotak sedangkan seluruh body dibuat dari plat stainless steel food
grade (khusus makanan) yang difinishing sehingga mengkilap dan elegan. Mesin
oven kapasitas minidigunakan sebagai mesin pengering, pemanas, pengembang aneka
produk pertanian dan makanan Anda. Beberapa komoditas yang dapat dikeringkan
dengan mesin bisnis ini antara lain: sale pisang, ikan, dan tanaman obat.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa alat –
alat yang digunakan dalam kultur jaringan beserta fungsinya yaitu : timbangan
analitik untuk pembuatan medium kultur jaringan dengan skala sangat kecil, autoclave
untuk sterilisasi basah, hotplate untuk homogen dan pemanasan, laminar air flow
untuk penanaman, dan oven untuk sterilisasi alat-alat laboratorium seperti
botol kultur, gunting, pinset, pisau dan lain-lain.
1.
Sterilisasi yaitu proses membunuh
semua mikroorganisme termasuk spora bakteri pada benda yang telah
didekontaminasi dengan tepat. Tujuan sterilisasi yaitu untuk memusnahkan semua
bentuk kehidupan mikroorganisme patogen termasuk spora, yang mungkin telah ada
pada peralatan kedokteran dan perawatan yang dipakai.
2.
Sterilisasi basah yaitu untuk
menstrrilkan bahan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan media kultur jaringan.
3.
Sterilisasi kering yaitu untuk
mensterilkan alat-alat yang akan digunakan dalam kultur jaringan atau alat-alat
yang tahan panas.
5.2. Saran
Dengan adanya praktikum pengenalan
alat-alat yang digunakan dalam penelitian kultur jaringan, diharapkan cara atau
metode yang dilakukan dalam memperkenalkan alat yang ada di laboratorium lebih
ditingkatkan dan tidak terlalu terburu-buru dalam penjelasan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2011.Pengenalan Alat
Laboratorium Bioteknologi. Fakultas Pertanian.
Universitas
Hasanuddin. Diakses
pada tanggal 16 Februari 2013.
Barahima
Abbas, 2011. Prinsip Dasar Teknik Kultur Jaringan. Alfabeta. Bandung.
Hallmann, 2001.Manfaat Teknik Kultur Jaringan Pada
Tanaman.
Diakses pada tanggal 11 Januari 2013.
Suryowinoto, 1991.Kultur jaringan.
http://mail.uns.ac.id/-subagiya/stuktur
Diakses pada tanggal 13 Maret 2012.
Suryo. 1992. Genetika. Gadjah Mada University
Press. Jakarta.
Wetherel, D.F. 2008. Propagasi Tanaman Secara In Vitro. Avery
Publishing
Group Inc. New Jersey. Diakses pada tanggal 5 Maret 2013.
Yuwono
Triwibowo, 2008. Bioteknologi Pertanian. Gadjah Mada University
Press.Yogyakarta. Diakses pada tanggal 10 Maret 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar