Laporan
Praktikum
BIOTEKNOLOGI
PEMBUATAN POC (Pupuk Organik Cair)
OLEH:
NAMA : SAKTI
NIM :
G11112340
KELAS : D
PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Pupuk merupakan nutrisi atau unsur
hara yang ditambahkan kepada tanaman, dimana tanaman kekurangan akan unsur
hara. Nutrisi pupuk dapat berupa bahan organik atau non organik ( mineral ).
Pupuk berbeda dengan suplemen. Pupuk mengandung bahan bakar yang diperlukan
pertumbuhan tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu
kelancaran proses metabolisme.
Pupuk
dapat berupa pupuk organik dan pupuk kimia.Pupuk kimia merupakan pupuk berasal
dari bahan-bahan kimia sehingga sangat berefek negatif pada lingkungan dan
menurunkan kuantitas dari tanaman, sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang
berasal dari sisa-sisa pembusukan atau pengomposan.Pupuk organik dapat berupa
kompos, pupuk hijau, ataupun kotoran ayam.Pupuk organik biasanya berupa zat
padat.Akan tetapi, pupuk organik juga dapat berupa pupuk cair.
Pupuk organik cair adalah larutan dari pembusukan
bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia
yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur.Kelebihan dari pupuk organik
ini adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak masalah dalam
pencucian hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat.Salah satu
pupuk organik cair adalah MOL (Mikro Organisme Lokal).
Berdasarkan uraian diatas, pembuatan
POC (Pupuk Oganik
Cair) ini sengatlah penting untuk dikembangkan bagi petani
lebih lanjut, petani akan mampu membuatnya sendiri karena mudah dalam pembuatannya
serta bahan yang digunakan sangat tidak sulit disediakan, bersumber dari bahan
yang hendak dibuang/limbah/tidak bisa dikonsumsi lagi. Disisi yag sama petani
juga nantinya akanmembutuhkan pupuk cair yang bersifat organik dan murah
sehingga penggunaan pupuk kimia akan berkurang.
1.2 Tujuan dan
Kegunaan
Tujuan dari praktukum ini adalah untuk
mengetahui cara membuat MOL, untuk mengetahui manfaat dan keunggulan MOL, memanfaatkan
bahan-bahan yang sudah busuk, terutama buah-buahan dan untuk mengurangi pupuk
sintetis atau kimia.
Adapun kegunaan pada praktikum pembuatan MOL buah-buahan ini
adalah pemanfaatan limbah buah-buahan dimasyarakat dapat berkurang, serata
dalam hal pengurangan limbah ini juga tercipta sesuatu yang dapat bermanfaat
untuk keseharian masyarakat terutama bagi yang ingin membuat pupuk organik cair
maupun pupuk organik padat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pupuk Organik Cair
Pupuk
organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan
sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat
atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah. Pupuk organik mengandung banyak
bahan organik daripada kadar haranya.
Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang,
sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa),
limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah
kota (sampah) (Ayub.S, 2004).
Pupuk
Cair Organik adalah zat penyubur tanaman yang berasal dari bahan-bahan organik
dan berwujud cair. Pupuk cair merupakan salah satu jenis proses fermentasi.
Secara garis besar prduk fermentasi dibedakan atas produk pangan, kesehatan,
energi dan lingkungan. Contoh produk makanan adalah keju, tape, kecap, tempe,
oncom dan sebagainya. Produk kesehatan yang paling dominan adalah produksi
antibiotika, vitamin dan alkohol. Dalam bidang energi misalnya produksi
bioetanol, metanol, metana dan sebagainya. Dalam bidang lingkungan misalnya
kompos, biopestisida, dan sebagainya (Ayub.S, 2004).
2.2 Kelebihan dan Kekurangan POC
Pupuk organik cair memiliki mamfaat
bagi tanaman yaitu Untuk menyuburkan tanaman, Untuk menjaga stabilitas unsur
hara dalam tanah, Untuk mengurangi dampak sampah organik di lingkungan sekitar,
Untuk membantu revitalisasi produktivitas tanah, Untuk meningkatkan kualitas produk
(Suriadikarta, 2006)
Adapun keunggulan dari pupuk organik
cair yaitu : (a) Mudah untuk membuatnya, (b) Murah harganya, (c) Tidak ada efek
samping bagi lingkungan maupun tanaman, (d) Bisa juga dimanfaatkan untuk
mengendalikan hama pada daun (bio-control), seperti ulat pada tanaman sayuran. (e)
Aman karena tidak meninggalkan residu, pestisida organik juga tidak mencemari
lingkungan (Suriadikarta, 2006).
Kelemahan
yang umum terdapat pada pupuk organik/
hayati cair, yaitu : (a) Viabilitas (daya hidup) mikroorganisme yang
dikandungnya sangat rendah, (b) Populasi mikroorganisme kecil (< 106
cfu/mL), bahkan cenderung tidak ada/mati
seiring dengan waktu, (c) Nutrisi yang terkandung sedikit. Umumnya nutrisi yang
ada berupa tambahan bahan kimia seperti pupuk NPK dan Urea, (d) Mikroorganisme
di dalamnya sangat mudah berkurang bahkan mati, (e) Tingkat kontaminasi sangat
tinggi, (f) Seringkali menghasilkan gas (kemasan rusak) dan bau tidak sedap
(busuk), (g) Tidak tahan lama (kurang dari setahun), (h) Masalah dalam
transportasi dan penyimpanan, (i) Perlu ketekunan dan kesabaran yang tinggi
dalam membuatnya, (J) Hasilnya tidak bisa diproduksi secara masal (Suriadikarta, 2006).
2.3 Kandungan Pupuk Organik Cair
Bahan
baku pupuk cair yang sangat bagus yaitu bahan organic basah atau bahan organic
yang mempunyai kandungan air tinggi seperti sisa buah-buah dan sisa sayuran
(wortel, labu, sawi,selada, kulit jeruk, pisang, durian, kol). Semakin besar
kandungan selulosa dari bahan organic (C/N ratio) maka proses penguraian oleh
bakteri akan semakin lama. Selain mudah terdekomposisi, bahan ini kaya nutrisi
yang dibutuhkan tanaman (Djuarni,
2006).
Sebelum
membuat pupul cair EM organic yang berbahan baku sampah organic, perlu dibuat
molase dan pembiakan bakteri EM.
1.
Pembuatan Molase
Molase, yaitu: sari tetes tebu (biang
gula). Atau pembuatan Molase bisa juga dengan melarutkan gula merah/putih ke
dalam air bersih (tanpa kaporit) dengan perbandingan 1:1
2.
Pembiakan Bakteri EM-4
Cara pembuatan:
a)
Panaskan 5 lt air air sampai mendidih
b)
Masukkan bekatul, molase dan terasi,
aduk hingga rata
c)
Dinginkan adonan tsb hingga suhu kamar
d)
Setelah dingin masukkan cairan EM, aduk
hingga rata.
e)
Tutup rapat selama 2 hari, jangan
dibuka-buka.
f)
Pada hari ke-3 dan selanjutnya, penutup
jangan terlalu rapat,
g)
Aduk-aduk setia harinya selama ± 10
menit
h)
Setelah 1 minggu, bakteri sudah dapat
diambil dan disaring, masukkan ke dalam botol
i)
Simpan botol di ruang sejuk dan tidak
terkena sinar matahari langsung. Cairan EM siap digunakan untuk membuat pupuk
organic
j)
Agar bakteri mendapat kebutuhan
oksigen, tutup botol jangan terlalu rapat atau biarkan terbuka.
Kompos
cair bisa diberikan kepada tanaman maupun media tanam (tanah). Akan tetapi akan
lebih efektif jika disemprotkan langsung ke daun, terutama permukaan bawahnya.
Cara ini lebih efektif karena bagian permukaan bawah daun dapat menyerap
nutrisi dengan cepat dan efektif. Karenanya, aplikasi langsung ke daun akan
memberikan efek kesuburan lebih cepat terlihat dibanding disemprotkan ke bagian
lain dari tanaman. Tidak hanya itu, pemberian kompos cair sebagai pupuk pada
tanaman, juga lebih efisien. Sebab jumlah (volume) yang diberikan cukup kecil (Djuarni, 2006).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Tempat
dan Waktu
Praktikum pembuatan POC (Pupuk
Organik Cair) ini
dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi, Lantai 4, Gedung PKP (Pusat Kegiatan
Penelitian), Universitas Hasanuddin, Makassar. Pada hari Sabtu, 30 Maret 2013
pukul 07.30 sampai 09.40 WITA.
3.2 Alat dan
Bahan
Adapun alat
yang digunakan dalam praktikum pembuatan POC, yaitu Ember
beserta tutupnya, blender, dan pengaduk.
Dan adapun bahan dalam percobaan ini, adalah buah
pepaya, buah nenas, buah pisang yang busuk (masing-masing 1 kg), Gula Jawa/Gula
Merah sudah dicairkan (1 botol kecil aqua) dan air 5 - 7 liter.
3.3 Langkah kerja
Adapun prosedur kerja yang
dilakukan dalam praktikum ini yaitu:
1.
Menghancurkan
pisang, papaya dan sayur dengan blender.
2.
Masukkan hasil yang bahan
yang halus tersebut kedalam ember.
3.
Mengisi air pada ember sekitar 5 - 7 liter
4.
Menuangkan
molases kedalam ember.
5.
Mengaduk
hingga homogen.
6.
Menutup ember dengan rapat dan
melakbannya untuk menghindari masuknya udara yang dapat membantu penguaraian
mikroba diadalam ember.
7.
Membiarkan selama ± 2 minggu. Setelah itu,
melakukan penyaringan, larutan siap digunakan.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil dari praktikum pembuatan POC yang dilaksanakan di laboratorium Bioteknologi lantai
4 gedung PKP (Pusat Kegiatan Penelitian), Universitas Hasanuddin, Makassar,
yaitu sebagai berikut:
NO
|
GAMBAR
|
KETERANGAN
|
1
|
|
Buah-buahan yang telah
dihaluskan dan ditambahkan air
|
2
|
|
Menambahkan gula merah
(Molases)
|
3
|
|
Proses pengadukan
|
4
|
|
Mengolesi penutup
ember dan mulut ember dengan menggunakan sabun colek untuk mencegah mikroorganisme pengganggu.
|
5
|
|
Menutup ember dengan rapat dengan tidak ada sedikitpun celah yang masuk kedalam ember.
|
6
|
|
Memberi isolasi
|
Tabel 5: Data Primer Setelah Diolah,
2013.
4.2
Pembahasan
Dalam
pembuatan pupuk organik cair ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan pupuk
kimia yang mengakibatkan pencemaran lingkungan dan tanaman menjadi rawan hama.
Hal ini sesuai dengan pendapat Djuarni (2006) yang menyatakan, dari berbagai
akibat penggunaan pupuk kimia tersebut masalah yang timbul antara lain: 1)
Tanaman menjadi sangat rawan terhadap hama, meskipun produktivitasnya tinggi namun tidak memiliki ketahanan terhadap hama, 2) Pembodohan terhadap petani yang diindikasikan dengan hilangnya pengetahuan
lokal dalam mengelola lahan pertanian dan ketergantungan petani terhadap
paket teknologi pertanian produk industri.
Pupuk
organik adalah salah satu bahan yang dapt memperbaiki tingkat kesuburan tanah.
Hal ini sesuai denga pendapat Rohendi (2005) yang menyatakan, pupuk organik
merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam upaya memperbaiki
kesuburan tanah secara aman, dalam arti produk pertanian yang dihasilkan
terbebas dari bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga
aman dikonsumsi.
Pemberian bioaktivator yang
diberikan ke air rendaman dengan perbandingan sekitar 200 ml bioaktivator
dicampur dengan 5 liter air rendaman. Bioaktivator berfungsi untuk mempercepat
proses penguraiaan bahan-bahan pembuat pupuk. Bioaktivator yang digunakan
terdiri dari beberapa jenis-jenis mikroba, baik yang berasal dari cendawan,
maupun yang berasal dari bakteri. Biokativator yang digunakan terdiri dari
bakteri yang berfungsi mempercepat penguraian, dan mikroba yang berfungsi
sebagai musuh alami terhadap OPT, atau bahkan mikroba yang berfungsi untuk
mempercepat pertumbuhan tanaman karena dapat mennghasilkan hormon pertumbuhan.
Pemberian molases (gula merah
yang telah dicairkna), pemberian ini sekitar 200ml, diberikan kedalam larutan
pertama. Fungsi dari larutan molases ini sebagai makanan awal bagi mikroba yang
akan bekerja menguraikan bahan-bahan yang akan dibuat pupuk organik cair.
Gambar 3 dan 4 memperlihatkan perlakuan bahan-bahan pupuk organik setelah
diberikan bioaktivator dan tetes tebu, kemudian diaduk. Bahan-bahan yang dibuat
pupuk kemudian direndam kedalam larutan tersebut. Hal ini didukung oleh
pendapat Parnata, Ayub.S, (2004), bahwa Kondisi atau faktor-faktor pengomposan
dibuat seoptimum mungkin. Sebagai contoh, rasio C/N yang optimum adalah
25-35:1.
Untuk membuat kondisi ini
bahan-bahan yang mengandung rasio C/N tinggi dicampur dengan bahan yang
mengandung rasio C/N rendah, seperti kotoran ternak. Ukuran bahan yang
besar-besar dicacah sehingga ukurannya cukup kecil dan ideal untuk proses
pembuatan POC (Ayub.S, 2004).
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil diatas,
maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu sebagai berikut:
1) Pupuk
organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan
sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia.
2) Pupuk Cair Organik adalah zat penyubur tanaman yang berasal dari bahan-bahan
organik dan berwujud cair.
3)
Pupuk organik cair memiliki mamfaat
bagi tanaman yaitu Untuk menyuburkan tanaman, Untuk menjaga stabilitas unsur
hara dalam tanah, Untuk mengurangi dampak sampah organik di lingkungan sekitar,
Untuk membantu revitalisasi produktivitas tanah, Untuk meningkatkan kualitas
produk
5.2 Saran
Saran saya terhadap praktikum yang telah dilakukan ini,
yaitu sebaiknya dilakukan prosedur kerja yang sesuai dengan prosedur yang
sebenarnya. Dalam pembuatan POC ini sebaiknya di lakukan pemberian
sumber-sumber POC itu sendiri supaya proses penguraian dari bahan-bahan yang
digunakan cepat dalam penguraiannya, serta untuk menghindari kegagalan dalam
praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Djuarni, Nan.Ir,
M.Sc., Kristian.,Setiawan,Budi Susilo.2006. Cara Cepat Membuat Kompos.
Jakarta:AgroMedia.Hal 36-38
Parnata, Ayub.S.
2004. Pupuk Organik Cair. Jakarta:PT Agromedia Pustaka. Hal 15-18.
Rohendi, E.
2005. Lokakarya Sehari Pengelolaan Sampah Pasar DKI Jakarta, sebuah
prosiding. Bogor, 17 Februari 2005.
Suriadikarta, Didi
Ardi., Simanungkalit, R.D.M. (2006).Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Jawa
Barat:Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan
Pertanian. Hal 2.
Sutanto, Rachman.
(2002). Pertanian organik: Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan.
Jakarta:Kanisius.
tentang saya :