mouse

Cute Rocking Baby Monkey

Jumat, 06 Desember 2013

PEMBUATAN POC ( Pupuk Organik Cair)



Laporan Praktikum
BIOTEKNOLOGI

PEMBUATAN POC (Pupuk Organik Cair)




 OLEH:

                   NAMA         :       SAKTI
                   NIM              :      G11112340
                   KELAS         :      D



PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013




BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pupuk merupakan nutrisi atau unsur hara yang ditambahkan kepada tanaman, dimana tanaman kekurangan akan unsur hara. Nutrisi pupuk dapat berupa bahan organik atau non organik ( mineral ). Pupuk berbeda dengan suplemen. Pupuk mengandung bahan bakar yang diperlukan pertumbuhan tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme.
   Pupuk dapat berupa pupuk organik dan pupuk kimia.Pupuk kimia merupakan pupuk berasal dari bahan-bahan kimia sehingga sangat berefek negatif pada lingkungan dan menurunkan kuantitas dari tanaman, sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa pembusukan atau pengomposan.Pupuk organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, ataupun kotoran ayam.Pupuk organik biasanya berupa zat padat.Akan tetapi, pupuk organik juga dapat berupa pupuk cair.
Pupuk organik cair adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur.Kelebihan dari pupuk organik ini adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak masalah dalam pencucian hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat.Salah satu pupuk organik cair adalah MOL (Mikro Organisme Lokal).
Berdasarkan uraian diatas, pembuatan POC (Pupuk Oganik Cair) ini sengatlah penting untuk dikembangkan bagi petani lebih lanjut, petani akan mampu membuatnya sendiri karena mudah dalam pembuatannya serta bahan yang digunakan sangat tidak sulit disediakan, bersumber dari bahan yang hendak dibuang/limbah/tidak bisa dikonsumsi lagi. Disisi yag sama petani juga nantinya akanmembutuhkan pupuk cair yang bersifat organik dan murah sehingga penggunaan pupuk kimia akan berkurang.

1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktukum ini adalah untuk mengetahui cara membuat MOL, untuk mengetahui manfaat dan keunggulan MOL, memanfaatkan bahan-bahan yang sudah busuk, terutama buah-buahan dan untuk mengurangi pupuk sintetis atau kimia.
Adapun kegunaan pada praktikum pembuatan MOL buah-buahan ini adalah pemanfaatan limbah buah-buahan dimasyarakat dapat berkurang, serata dalam hal pengurangan limbah ini juga tercipta sesuatu yang dapat bermanfaat untuk keseharian masyarakat terutama bagi yang ingin membuat pupuk organik cair maupun pupuk organik padat.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pupuk Organik Cair
            Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.  Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya.  Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah) (Ayub.S, 2004).
            Pupuk Cair Organik adalah zat penyubur tanaman yang berasal dari bahan-bahan organik dan berwujud cair. Pupuk cair merupakan salah satu jenis proses fermentasi. Secara garis besar prduk fermentasi dibedakan atas produk pangan, kesehatan, energi dan lingkungan. Contoh produk makanan adalah keju, tape, kecap, tempe, oncom dan sebagainya. Produk kesehatan yang paling dominan adalah produksi antibiotika, vitamin dan alkohol. Dalam bidang energi misalnya produksi bioetanol, metanol, metana dan sebagainya. Dalam bidang lingkungan misalnya kompos, biopestisida, dan sebagainya (Ayub.S, 2004).
 2.2 Kelebihan dan Kekurangan POC
            Pupuk organik cair memiliki mamfaat bagi tanaman yaitu Untuk menyuburkan tanaman, Untuk menjaga stabilitas unsur hara dalam tanah, Untuk mengurangi dampak sampah organik di lingkungan sekitar, Untuk membantu revitalisasi produktivitas tanah, Untuk meningkatkan kualitas produk (Suriadikarta, 2006)
            Adapun keunggulan dari pupuk organik cair yaitu : (a) Mudah untuk membuatnya, (b) Murah harganya, (c) Tidak ada efek samping bagi lingkungan maupun tanaman, (d) Bisa juga dimanfaatkan untuk mengendalikan hama pada daun (bio-control), seperti ulat pada tanaman sayuran. (e) Aman karena tidak meninggalkan residu, pestisida organik juga tidak mencemari lingkungan (Suriadikarta, 2006).
            Kelemahan yang umum terdapat pada  pupuk organik/ hayati cair, yaitu : (a) Viabilitas (daya hidup) mikroorganisme yang dikandungnya sangat rendah, (b) Populasi mikroorganisme kecil (< 106 cfu/mL), bahkan cenderung tidak  ada/mati seiring dengan waktu, (c) Nutrisi yang terkandung sedikit. Umumnya nutrisi yang ada berupa tambahan bahan kimia seperti pupuk NPK dan Urea, (d) Mikroorganisme di dalamnya sangat mudah berkurang bahkan mati, (e) Tingkat kontaminasi sangat tinggi, (f) Seringkali menghasilkan gas (kemasan rusak) dan bau tidak sedap (busuk), (g) Tidak tahan lama (kurang dari setahun), (h) Masalah dalam transportasi dan penyimpanan, (i) Perlu ketekunan dan kesabaran yang tinggi dalam membuatnya, (J) Hasilnya tidak bisa diproduksi secara masal (Suriadikarta, 2006).
2.3 Kandungan Pupuk Organik Cair
            Bahan baku pupuk cair yang sangat bagus yaitu bahan organic basah atau bahan organic yang mempunyai kandungan air tinggi seperti sisa buah-buah dan sisa sayuran (wortel, labu, sawi,selada, kulit jeruk, pisang, durian, kol). Semakin besar kandungan selulosa dari bahan organic (C/N ratio) maka proses penguraian oleh bakteri akan semakin lama. Selain mudah terdekomposisi, bahan ini kaya nutrisi yang dibutuhkan tanaman (Djuarni, 2006).
            Sebelum membuat pupul cair EM organic yang berbahan baku sampah organic, perlu dibuat molase dan pembiakan bakteri EM.
1.    Pembuatan Molase
Molase, yaitu: sari tetes tebu (biang gula). Atau pembuatan Molase bisa juga dengan melarutkan gula merah/putih ke dalam air bersih (tanpa kaporit) dengan perbandingan 1:1
2.    Pembiakan Bakteri EM-4
Cara pembuatan:
a)    Panaskan 5 lt air air sampai mendidih
b)   Masukkan bekatul, molase dan terasi, aduk hingga rata
c)    Dinginkan adonan tsb hingga suhu kamar
d)   Setelah dingin masukkan cairan EM, aduk hingga rata.
e)    Tutup rapat selama 2 hari, jangan dibuka-buka.
f)    Pada hari ke-3 dan selanjutnya, penutup jangan terlalu rapat,
g)   Aduk-aduk setia harinya selama ± 10 menit
h)   Setelah 1 minggu, bakteri sudah dapat diambil dan disaring, masukkan ke dalam botol
i)     Simpan botol di ruang sejuk dan tidak terkena sinar matahari langsung. Cairan EM siap digunakan untuk membuat pupuk organic
j)     Agar bakteri mendapat kebutuhan oksigen, tutup botol jangan terlalu rapat atau biarkan terbuka.
            Kompos cair bisa diberikan kepada tanaman maupun media tanam (tanah). Akan tetapi akan lebih efektif jika disemprotkan langsung ke daun, terutama permukaan bawahnya. Cara ini lebih efektif karena bagian permukaan bawah daun dapat menyerap nutrisi dengan cepat dan efektif. Karenanya, aplikasi langsung ke daun akan memberikan efek kesuburan lebih cepat terlihat dibanding disemprotkan ke bagian lain dari tanaman. Tidak hanya itu, pemberian kompos cair sebagai pupuk pada tanaman, juga lebih efisien. Sebab jumlah (volume) yang diberikan cukup kecil (Djuarni, 2006).








BAB III
METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
            Praktikum pembuatan POC (Pupuk Organik Cair)  ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi, Lantai 4, Gedung PKP (Pusat Kegiatan Penelitian), Universitas Hasanuddin, Makassar. Pada hari Sabtu, 30 Maret 2013 pukul 07.30 sampai 09.40 WITA.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum pembuatan POC, yaitu Ember beserta tutupnya, blender, dan pengaduk.
Dan adapun bahan dalam percobaan ini, adalah buah pepaya, buah nenas, buah pisang yang busuk (masing-masing 1 kg), Gula Jawa/Gula Merah sudah dicairkan (1 botol kecil aqua) dan air 5 - 7 liter.
3.3  Langkah kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu:
1.      Menghancurkan pisang, papaya dan sayur dengan blender.
2.      Masukkan hasil yang bahan yang halus tersebut kedalam ember.
3.      Mengisi air pada ember sekitar 5 - 7 liter
4.      Menuangkan molases kedalam ember.
5.      Mengaduk hingga homogen.
6.      Menutup ember dengan rapat dan melakbannya untuk menghindari masuknya udara yang dapat membantu penguaraian mikroba diadalam ember.
7.      Membiarkan selama ± 2 minggu. Setelah  itu, melakukan penyaringan, larutan siap digunakan.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
 Hasil dari praktikum pembuatan POC yang dilaksanakan di laboratorium Bioteknologi lantai 4 gedung PKP (Pusat Kegiatan Penelitian), Universitas Hasanuddin, Makassar, yaitu sebagai berikut:

NO

GAMBAR

KETERANGAN

1


Buah-buahan yang telah dihaluskan dan ditambahkan air


2


Menambahkan gula merah
(Molases)

3


Proses pengadukan

4

Mengolesi penutup ember dan mulut ember dengan menggunakan sabun colek untuk mencegah mikroorganisme pengganggu.

5

Menutup ember dengan rapat dengan tidak ada sedikitpun celah yang masuk kedalam ember.

6



Memberi isolasi
Tabel 5: Data Primer Setelah Diolah, 2013.
4.2 Pembahasan
Dalam pembuatan pupuk organik cair ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia yang mengakibatkan pencemaran lingkungan dan tanaman menjadi rawan hama. Hal ini sesuai dengan pendapat Djuarni (2006) yang menyatakan, dari berbagai akibat penggunaan pupuk kimia tersebut masalah yang timbul antara lain: 1) Tanaman menjadi sangat rawan terhadap hama, meskipun produktivitasnya  tinggi  namun  tidak   memiliki ketahanan terhadap hama, 2) Pembodohan terhadap petani yang diindikasikan dengan hilangnya pengetahuan lokal dalam mengelola lahan pertanian dan ketergantungan petani terhadap paket  teknologi pertanian produk industri.
Pupuk organik adalah salah satu bahan yang dapt memperbaiki tingkat kesuburan tanah. Hal ini sesuai denga pendapat Rohendi (2005) yang menyatakan, pupuk organik merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah secara aman, dalam arti produk pertanian yang dihasilkan terbebas dari bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga aman dikonsumsi.
Pemberian bioaktivator yang diberikan ke air rendaman dengan perbandingan sekitar 200 ml bioaktivator dicampur dengan 5 liter air rendaman. Bioaktivator berfungsi untuk mempercepat proses penguraiaan bahan-bahan pembuat pupuk. Bioaktivator yang digunakan terdiri dari beberapa jenis-jenis mikroba, baik yang berasal dari cendawan, maupun yang berasal dari bakteri. Biokativator yang digunakan terdiri dari bakteri yang berfungsi mempercepat penguraian, dan mikroba yang berfungsi sebagai musuh alami terhadap OPT, atau bahkan mikroba yang berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan tanaman karena dapat mennghasilkan hormon pertumbuhan.
Pemberian molases (gula merah yang telah dicairkna), pemberian ini sekitar 200ml, diberikan kedalam larutan pertama. Fungsi dari larutan molases ini sebagai makanan awal bagi mikroba yang akan bekerja menguraikan bahan-bahan yang akan dibuat pupuk organik cair. Gambar 3 dan 4 memperlihatkan perlakuan bahan-bahan pupuk organik setelah diberikan bioaktivator dan tetes tebu, kemudian diaduk. Bahan-bahan yang dibuat pupuk kemudian direndam kedalam larutan tersebut. Hal ini didukung oleh pendapat Parnata, Ayub.S, (2004), bahwa Kondisi atau faktor-faktor pengomposan dibuat seoptimum mungkin. Sebagai contoh, rasio C/N yang optimum adalah 25-35:1.
Untuk membuat kondisi ini bahan-bahan yang mengandung rasio C/N tinggi dicampur dengan bahan yang mengandung rasio C/N rendah, seperti kotoran ternak. Ukuran bahan yang besar-besar dicacah sehingga ukurannya cukup kecil dan ideal untuk proses pembuatan POC (Ayub.S, 2004).





BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil diatas, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu sebagai berikut:
1)   Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia.
2)   Pupuk Cair Organik adalah zat penyubur tanaman yang berasal dari bahan-bahan organik dan berwujud cair.
3)   Pupuk organik cair memiliki mamfaat bagi tanaman yaitu Untuk menyuburkan tanaman, Untuk menjaga stabilitas unsur hara dalam tanah, Untuk mengurangi dampak sampah organik di lingkungan sekitar, Untuk membantu revitalisasi produktivitas tanah, Untuk meningkatkan kualitas produk
5.2 Saran
Saran saya terhadap praktikum yang telah dilakukan ini, yaitu sebaiknya dilakukan prosedur kerja yang sesuai dengan prosedur yang sebenarnya. Dalam pembuatan POC ini sebaiknya di lakukan pemberian sumber-sumber POC itu sendiri supaya proses penguraian dari bahan-bahan yang digunakan cepat dalam penguraiannya, serta untuk menghindari kegagalan dalam praktikum.





 
DAFTAR PUSTAKA
Djuarni, Nan.Ir, M.Sc., Kristian.,Setiawan,Budi Susilo.2006. Cara Cepat Membuat Kompos. Jakarta:AgroMedia.Hal 36-38
Parnata, Ayub.S. 2004. Pupuk Organik Cair. Jakarta:PT Agromedia Pustaka. Hal 15-18.
Rohendi, E. 2005. Lokakarya Sehari Pengelolaan Sampah Pasar DKI Jakarta, sebuah prosiding. Bogor, 17 Februari 2005.
Suriadikarta, Didi Ardi., Simanungkalit, R.D.M. (2006).Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Jawa Barat:Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Hal 2.
Sutanto, Rachman. (2002). Pertanian organik: Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Jakarta:Kanisius.





tentang saya :